TOPIK 6

Isu-Isu Penyelenggaraan Pendidikan dan Pembelajaran di Sekolah dalam Perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik

 

Nama              : Syifa Alyadani

NPM               : 039223350

Kelas               : GK-A

Mata Kuliah    : Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia

Tugas              : SEL.11.2-T6-8 Aksi Nyata

 

Pada topik ini membahas mengenai isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dalam perspektif sosial, budaya, ekonomi dan politik. Pada alur mulai dari diri saya menyadari bahwa dalam proses pembelajaran di sekolah tidak terlepas dari pengaruh isu-isu tersebut. Kemudian pada alur mulai dari diri ini ditayangkan sebuah tayangan video yang menceritakan kondisi pendidikan yang berada di daerah Asmat yang tidak mendapatkan pendidikan formal karena faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik. Hal tersebut memperkuat pemikiran saya bahwa isu-isu sosial, budaya, ekonomi dan politik dapat berpengaruh pada proses pendidikan dan pembelajaran.

Pada alur eksplorasi konsep hal yang saya pelajari bahwa menjadi seorang guru harus memahami isu-isu penyelenggaraan pendidikan dalam perspektif sosial, budaya, ekonomi dan politik. Hal tersebut bertujuan agar guru dapat menciptakan kondisi lingkungan belajar yang aman, nyaman, berpihak pada peserta didik dan memungkinkan setiap peserta didik untuk berkembang secara optimal. Selain itu, guru juga dapat merefleksikan pendekatan, strategi, metode, dan teknik, serta materi pembelajaran yang diterapkan sebagai scaffolding pada ZPD untuk mewujudkan pendidikan yang berorientasi kepada peserta didik dengan memperhatikan sosial, budaya, ekonomi dan politik di lingkungan peserta didik.

Dalam ruang kolaborasi bersama rekan-rekan, kami mempelajari lebih kembali pentingnya memperhatikan isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dari perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Hal ini karena isu-isu tersebut memiliki berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran dan pendidikan. Selain itu, kami juga berdiskusi tentang kesiapan mengajar dengan mempertimbangkan isu-isu tersebut. Melalui diskusi ini, saya semakin memahami bahwa dalam proses pembelajaran, seorang guru perlu memperhatikan isu-isu tersebut agar semua anak mendapatkan pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Hal penting yang saya pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yang sudah dilaksanakan bersama kelompok lainnya yaitu mengenai perbedaan pandangan yang diberikan setiap kelompok berkaitan dengan isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dalam perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Sehingga menambah wawasan baru berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang disampaikan oleh kelompok lainnya.

Pada alur elaborasi pemahaman saya memiliki pandangan bahwa isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dalam konteks perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dapat berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran dan pendidikan. Dengan memahami isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dalam perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik, hal baru yang saya pahami yaitu topik ini memberikan landasan pemahaman yang mendalam tentang konteks di mana proses pendidikan berlangsung, serta mempersiapkan saya sebagai pendidik untuk merancang pendekatan pembelajaran yang relevan dan responsif. Kemudian hal yang ingin saya pelajari lebih lanjut yaitu mengenai apa saja strategi konkret yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami karakteristik peserta didik dari berbagai latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik serta bagaimana guru dapat menyikapi tantangan yang muncul akibat isu-isu sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam konteks penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

Pada koneksi antar materi terdapat keterkaitan antara topik bahasan isu-isu penyelenggaraan pendidikan dengan mata kuliah lain seperti pada mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia bahwa isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah berkaitan dengan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung potensi peserta didik dan membantunya menjadi manusia Indonesia yang berkelanjutan dan mampu menggali masa depan. Kemduian pada mata kuliah perancangan dan pengembangan kurikulum yaitu Understanding by Design (UbD) dapat membantu guru dalam merancang kurikulum yang relevan dan efektif dalam menghadapi isu-isu sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang ada di lingkungan peserta didik. Kemudian keterkaitan dengan mata kuliah pemahaman peserta didik dan pembelajarannya bahwa isu-isu sosial, budaya, ekonomi, dan politik memengaruhi lingkungan belajar peserta didik. Lingkungan belajar yang aman dan nyaman sangat penting bagi peserta didik, dan isu-isu tersebut mempengaruhi bagaimana lingkungan belajar dapat diciptakan. Selanjutnya kaitannya dengan mata kuliah pengajaran dan asesmen yang efektif yaitu terdapat salah satu pendekatan yang dapat digunakan dengan adanya isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dalam perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik adalah pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) yang menekankan pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan analitis peserta didik.

Pada alur aksi nyata, manfaat yang saya dapatkan dalam mempelajari topik ini yaitu saya lebih memahami dan menyadari bahwa sebagai guru perlu memperhatikan isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dalam perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik karena dapat mempengaruhi proses pembelajaran. Saya menyadari bahwa sebagai guru harus dapat menjadi agen perubahan yang mendorong perbaikan dalam lingkungan pendidikan. Sehingga guru dapat menciptakan kondisi lingkungan belajar yang aman, nyaman, berpihak pada peserta didik dan memungkinkan setiap peserta didik untuk berkembang secara optimal. Dalam contoh konkret aksi nyata yang saya lakukan sebelum dihadapkan tergabung dalam pemerataan pendidikan di daerah 3T, saya melakukan pengabdian masyarakat dengan menjadi relawan di kampung Mongol untuk mengajar di rumah Quran dengan latar belakang peserta didik yang memiliki banyak keterbatasan (ekonomi, sosial, dan budaya) karena sebagai seorang guru harus peka dan responsif terhadap lingkungan pendidikan yang ada di sekitar. Karena seorang guru harus responsif, fleksibel, dan memiliki pola pikir yang selalu berubah untuk mengatasi tantangan dengan bijak, saya siap menjadi guru yang dapat memperhatikan masalah penyelenggaraan pendidikan. Salah satu hal yang saya persiapkan yaitu mengembangkan diri untuk menjadi seorang guru yang profesional dan berkualitas dengan mengikuti program PPG Prajabatan yang sedang dijalankan oleh saya saat ini. Kemudian ketika berada di suatu tempat dengan sosial budaya yang berbeda maka persiapan selanjutnya yang saya lakukan yaitu dengan mempelajari budaya tersebut agar dapat memahami bagaimana karakteristik serta mengambil suatu keputusan yang harus dilakukan ketika berada pada kondisi tersebut, seperti media, model, pendekatan apa yang akan digunakan pada peserta didik untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman juga sesuai dengan kebutuhan peserta didik tersebut.


 

LAMPIRAN DOKUMENTASI

Pembelajaran di Rumah Qur'an Kampung Mongol Pakuan Bogor

 

Sebuah gambar berisi pohon, tanaman, outdoor, seni

Deskripsi dibuat secara otomatisSebuah gambar berisi pakaian, orang, alas kaki, Wajah manusia

Deskripsi dibuat secara otomatis

Sebuah gambar berisi pakaian, Wajah manusia, orang, gadis

Deskripsi dibuat secara otomatis

 

TOPIK 6 Isu-Isu Penyelenggaraan Pendidikan dan Pembelajaran di Sekolah dalam Perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik

Posted by : syifaalyadani
Rabu, 03 Januari 2024
0 Comments

Lingkungan Belajar yang Aman dan Nyaman bagi Peserta Didik

 

Nama                 : Syifa Alyadani

NPM                  : 039223350

Kelas                  : GK-A

Mata Kuliah       : Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya

Tugas                 : 01.02.3-T4-8 Aksi Nyata

 

1.     Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan dari topik ini?

Jawaban:

Dari topik ini, pemahaman baru yang saya dapatkan adalah pentingnya lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi peserta didik. Saya menyadari bahwa lingkungan belajar yang kondusif dapat berdampak positif pada motivasi, keterlibatan, dan prestasi belajar peserta didik. Saya juga memahami bahwa lingkungan belajar yang aman dan nyaman melibatkan beberapa faktor, seperti kehadiran guru yang mendukung dan peduli, interaksi yang positif antara peserta didik, serta keberadaan aturan dan norma-norma yang jelas. Selain itu, fasilitas fisik yang memadai dan lingkungan yang terorganisir juga penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang optimal. Dengan pemahaman ini, saya menyadari betapa pentingnya peran saya sebagai guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi peserta didik. Saya akan berupaya untuk mengenal peserta didik saya secara individu, memberikan dukungan emosional, dan menciptakan atmosfer yang inklusif dan penuh kepercayaan dalam ruang kelas.

 

2.     Kendala apa yang kemungkinan muncul ketika kita melibatkan sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi peserta didik? 

Jawaban:

Ketika melibatkan sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi peserta didik, beberapa kendala mungkin muncul. Salah satu kendala yang mungkin timbul adalah kurangnya kesepahaman dan koordinasi antara semua pihak yang terlibat. Setiap pihak mungkin memiliki pandangan dan tujuan yang berbeda, sehingga sulit untuk mencapai kesepakatan dan bekerja sama secara efektif. Selain itu, kendala lainnya adalah kurangnya sumber daya yang memadai.

Terkadang sekolah, keluarga, dan masyarakat mungkin tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk menciptakan lingkungan belajar yang optimal. Ini dapat mencakup sumber daya finansial, fasilitas fisik, atau dukungan konseling dan sosial. Tidak adanya komunikasi yang efektif juga dapat menjadi kendala. Ketika tidak ada saluran komunikasi yang terbuka dan transparan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat, sulit untuk mengatasi permasalahan dan bekerja sama dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman. Bagaimanapun, dengan kesadaran akan kendala-kendala ini, langkah-langkah dapat diambil untuk mengatasi mereka. Komunikasi yang terbuka dan kolaborasi antara semua pihak terlibat sangat penting. Selain itu, upaya untuk memperoleh lebih banyak sumber daya dan dukungan dari berbagai sumber juga dapat membantu mengatasi kendala-kendala yang muncul. Dengan kerja sama yang baik, lingkungan belajar yang aman dan nyaman dapat diciptakan untuk peserta didik.

 

3.     Hal lain apakah yang ingin Anda pelajari terkait dengan lingkungan belajar peserta didik?

Jawaban: Hal lain yang ingin saya pelajari terkait dengan lingkungan belajar peserta didik yaitu sebagai berikut. 

1)    ⁠Metode dan strategi yang efektif dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif: Saya ingin mempelajari lebih banyak tentang pendekatan dan strategi yang dapat digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan beragam peserta didik dalam lingkungan belajar. Bagaimana saya dapat menciptakan ruang yang aman dan nyaman bagi semua siswa, termasuk mereka dengan kebutuhan khusus atau latar belakang yang berbeda?

2)    Peran teknologi dalam menciptakan lingkungan belajar yang modern: Dalam era digital saat ini, teknologi memiliki peran yang signifikan dalam pendidikan. Saya ingin mempelajari cara menggunakan teknologi secara efektif untuk meningkatkan lingkungan belajar, termasuk penggunaan platform pembelajaran online, aplikasi edukasi, dan alat pembelajaran berbasis teknologi lainnya.

3)    Mengelola konflik dan tantangan dalam lingkungan belajar: Tidak semua interaksi di lingkungan belajar akan berjalan mulus. Saya ingin mempelajari keterampilan manajemen konflik dan strategi untuk menghadapi tantangan yang mungkin muncul di ruang kelas. Bagaimana cara saya mengatasi konflik antara siswa, atau bagaimana saya dapat membantu siswa mengatasi tantangan pribadi atau emosional yang dapat mempengaruhi pembelajaran mereka?

RESUME REFLEKSI PENGALAMAN BELAJAR

Posted by : syifaalyadani
Sabtu, 23 Desember 2023
0 Comments


Nama                  : Syifa Alyadani

NPM                   : 039223350

Kelas                  : GK-A

Mata Kuliah       : Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia

Tugas                 : SEL.11.2-T5-8 Aksi Nyata

 

1.     Mulai Dari Diri

Apa yang Anda pikirkan tentang topik ini sebelum memulai proses pembelajaran?

Jawaban: Sebelum memulai proses pembelajaran, saya berpikir bahwa scaffolding pada Zone of Proximal Development (ZPD) merupakan suatu metode atau teknik pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam memahami materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar peserta didik. Sehingga saya berpikir bahwa topik ini sangat penting agar guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang aman dan nyaman bagi peserta didik.

 

2.     Eksplorasi Konsep

Apa yang Anda pelajari dari konsep yang Anda pelajari dalam topik ini? 

Jawaban: Setelah mempelajari topik ini, saya memahami bahwa scaffolding merupakan strategi yang digunakan oleh guru untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran dengan memberikan dukungan dan bimbingan yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik, kemudian secara bertahap mengurangi dukungan tersebut seiring dengan peningkatan kemampuan peserta didik. Kemudian Zone of Proximal Development (ZPD) merupakan konsep yang dikemukakan oleh Lev Vygotsky yang mengacu pada jarak antara kemampuan aktual seorang individu dalam menyelesaikan tugas secara mandiri dan kemampuan potensialnya dengan bantuan dari orang lain. ZPD menunjukkan bahwa ada tingkat kemampuan yang dapat dicapai oleh individu dengan bantuan dan dukungan yang tepat. Scaffolding dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti memberikan petunjuk, model, pertanyaan, atau bantuan visual yang membantu peserta didik memahami konsep atau menyelesaikan tugas. Tujuannya adalah agar peserta didik dapat memperluas ZPD mereka dan mencapai kemampuan mandiri dalam pembelajaran.


3.     Ruang Kolaborasi

Apa yang Anda pelajari lebih lanjut bersama dengan rekan-rekan Anda dalam ruang kolaborasi? 

Jawaban: Dalam ruang kolaborasi, saya dengan rekan-rekan berdiskusi mengenai sudut pandang kami dalam memahami pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai scaffolding pada Zone of Proximal Development (ZPD).

 

4.     Demonstrasi Kontekstual

Apa hal penting yang Anda pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yang Anda jalani bersama kelompok (bisa tentang materi, rekan, dan diri sendiri)?

Jawaban: Melalui proses demonstrasi kontekstual bersama kelompok, kami melakukan diskusi untuk mengidentifikasi Zone of Proximal Development (ZPD) peserta didik, memberikan dukungan yang sesuai, dan menyesuaikan pendekatan pembelajaran untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik.

 

5.     Elaborasi Pemahaman

              a.    Sejauh ini, apa yang sudah Anda pahami tentang topik ini?

Jawaban: Sejauh ini saya telah memahami bahwa scaffolding dapat dilakukan melalui pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai scaffolding pada Zone of Proximal Development (ZPD). Tujuannya adalah agar peserta didik dapat memperluas ZPD mereka dan mencapai kemampuan mandiri dalam pembelajaran.

 

        b. Apa hal baru yang Anda pahami atau yang berubah dari pemahaman di awal sebelum pembelajaran dimulai?

Jawaban: Sebelum memulai proses pembelajaran, saya berpikir bahwa scaffolding pada Zone of Proximal Development (ZPD) merupakan suatu metode atau teknik pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam memahami materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar peserta didik. Kemudian setelah mempelajari topik ini, saya memahami bahwa scaffolding pada ZPD bukan hanya sekadar metode atau teknik pembelajaran, tetapi merupakan suatu interaksi antara peserta didik dengan guru yang bertujuan untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran dengan meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta didik. Selain itu, saya juga memahami bahwa ZPD merupakan konsep yang dikemukakan oleh Vygotsky yang mencerminkan perbedaan antara apa yang dapat dilakukan anak dengan bantuan dan apa yang dapat ia lakukan sendiri, yaitu tingkatan kemampuan aktual dan kemampuan tingkat potensial. Saya juga memahami bahwa untuk menerapkan scaffolding dan ZPD dalam pembelajaran, guru perlu memahami konsep dan prinsip-prinsipnya, serta memiliki keterampilan dalam merancang pembelajaran yang mendukung pencapaian tujuan dan bukti kinerja yang telah ditetapkan. Selain itu, guru juga perlu mempertimbangkan strategi, metode, dan aktivitas pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan dan bukti kinerja yang telah ditetapkan. Dalam menerapkan scaffolding dan ZPD, guru perlu memperhatikan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, serta memberikan bimbingan dan dukungan yang tepat untuk membantu peserta didik mencapai potensi terbaiknya.

 

            c.     Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut?

Jawaban:  Kedepannya saya ingin mempelajari lebih lanjut mengenai bagaimana scaffolding diberikan pada peserta didik dengan adanya isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dalam perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik.

 

6.     Koneksi Antar Materi

    Apa yang Anda pelajari dari koneksi antar materi baik di dalam mata kuliah yang sama maupun dengan mata kuliah lain? 

Jawaban: Pembelajaran scaffolding  dalam Zone of Proximal Development  (ZPD) memiliki hubungan dengan mata kuliah Filosofi Pendidikan pada topik Manusia Indonesia yakni kebudayaan dan pendidikan memiliki relasi yang kuat sehingga dapat menciptakan Idenitas Manusia Indonesia. Kaitan dengan mata kuliah Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajaran yaitu penerapan scaffolding dalam ZPD membangkitkan motivasi dan mengaitkan dengan karakteristik dan minat peserta didik. Dengan memberikan tugas belajar, dapat mendorong peserta didik menuju tingkat kemandirian dalam proses pembelajaran. Kemudian kaitannya dengan mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen I di Sekolah Dasar, yaitu asesmen digunakan untuk melihat scaffolding dalam ZPD untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik contohnya dengan penerapan model pembelajaran TaRL yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik sehingga dapat memberikan scaffolding yang tepat.


7.     Aksi Nyata

              a.     Apa manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan Anda sebagai guru?

Jawaban: Manfaat yang saya dapatkan dari pembelajaran topik ini untuk persiapan saya menjadi seorang guruyaitu saya memiliki pengetahuan mengenai scaffolding dalam Zone of Proximal Development (ZPD) yang bermanfaat untuk menambah kesiapan mengajar saya. Selain itu, saya dapat mempertimbangkan strategi, metode, dan aktivitas pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan dan bukti kinerja yang telah ditetapkan. Kemudian memberikan kesiapan pada saya untuk memperhatikan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, serta memberikan bimbingan dan dukungan yang tepat untuk membantu peserta didik mencapai potensi terbaiknya.

 

            b.    Bagaimana Anda menilai kesiapan Anda saat ini, dalam skala 1-10? Apa alasannya?

Jawaban: Kesiapan saya untuk menerapkan pembelajaran pada Zone of Proximal Development (ZPD)  berada dalam skala 7. Hal tersebut karena saya perlu memahami karakteristik dan kebutuhan peserta didik dan kemudian menentukan pendekata, model, strategi apa yang harus dilaksanakan untuk memberikan scaffolding pada peserta didik.

 

           c.     Apa yang perlu Anda persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal?

Jawaban: Untuk menerapkan scaffolding dalam Zone of Proximal Development (ZPD)  secara optimal, ada beberapa persiapan yang perlu dipersiapkan oleh saya diantaranya yaitu pemahaman tentang konsep ZPD secara mendalam, analisis kebutuhan peserta didik secara individual atau kelompok, pengetahuan tentang berbagai strategi scaffolding yang dapat digunakan dalam pembelajaran, menyusun rencana pembelajaran yang terstruktur, memantau dan mengevaluasi kemajuan peserta didik dalam pembelajaran. Dengan melakukan persiapan yang matang, guru dapat menerapkan scaffolding dalam ZPD dengan lebih optimal. Persiapan ini membantu guru dalam memberikan dukungan yang sesuai, merencanakan pembelajaran yang efektif, dan mengelola proses pembelajaran dengan baik.

Topik 5. Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran yang Diterapkan Sebagai Scaffolding pada ZPD

Posted by : syifaalyadani
Jumat, 22 Desember 2023
0 Comments

Mata Kuliah Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia

Oleh: Syifa Alyadani (039223350)

Guru Kelas A Mahasiswa PPG Prajabatan UNPAK Gelombang 1 Tahun 2023


            Pada akhir pembelajaran setiap topik, mahasiswa diminta untuk merefleksikan pembelajaran, dengan menggunakan alur MERDEKA seperti dalam proses pembelajarannya. Berikut merupakan refleksi mata kuliah Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia dalam bentuk aksi nyata.


SEL.11.2-T4-9 Aksi Nyata

1.     Mulai Dari Diri

Apa yang Anda pikirkan tentang topik ini sebelum memulai proses pembelajaran?

Jawaban: Sebelum memulai proses pembelajaran pada topik 4, saya mengira Zone of Proximal Development (ZPD) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang harus dilakukan pendidik untuk mendukung proses pembelajaran sehingga tujuan belajar akan lebih mudah untuk dicapai.

 

2.     Eksplorasi Konsep

Apa yang Anda pelajari dari konsep yang Anda pelajari dalam topik ini? 

Jawaban: Setelah mempelajari topik ini, saya memahami bahwa Zone of Proximal Development (ZPD) merupakan konsep pembelajaran yang melibatkan perspektif sosiokultural dengan dibimbing oleh orang dewasa maupun peserta didik lainnya yang memiliki pengetahuan lebih. Pembelajaran pada ZPD dibutuhkan beberapa langkah terlebih dahulu yaitu dengan melakukan asesmen diagnostik di awal pembelajaran untuk mengetahui kemampuan, sosiokultiral, gaya belajar, dan karakteristik peserta didik untuk mempermudah dalam merancang kegiatan pembelajaran.

 

3.     Ruang Kolaborasi

Apa yang Anda pelajari lebih lanjut bersama dengan rekan-rekan Anda dalam ruang kolaborasi? 

Jawaban: Dalam ruang kolaborasi, saya dengan rekan-rekan berdiskusi mengenai  pembelajaran pada Zone of Proximal Development (ZPD). Konsep yang digunakan pada ZPD yaitu dengan memberikan bimbingan dan bantuan pada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran yang dapat diberikan oleh pendidik, peserta didik yang memiliki kemampuan lebih, dan siapapun selama dalam prosesnya membantu peserta didik untuk mencapai pemahaman dari yang sebelumnya tidak dipahami.


 

4.     Demonstrasi Kontekstual

Apa hal penting yang Anda pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yang Anda jalani bersama kelompok (bisa tentang materi, rekan, dan diri sendiri)?

Jawaban: Melalui proses demonstrasi kontekstual bersama kelompok, kami melakukan diskusi untuk mengemukakan pendapat masing-masing mengenai proses pembelajaran dengan memperhatikan Zone of Proximal Development(ZPD). Setelah melakukan diskusi tersebutkami juga menemukan persamaan dan perbedaan mengenai pandangan masing-masing anggota kelompok. Banyaknya pandangan-pandangan dan saran dari berbagai kelompok, saya mempelajari bahwa pembelajaran pada ZPD mengacu pada perkembangan peserta didik dengan bantuan atau bimbingan dari orang lain, seperti guru, orang tua, atau teman sebaya.

 

5.     Elaborasi Pemahaman

a.     Sejauh ini, apa yang sudah Anda pahami tentang topik ini?

Jawaban: Sejauh ini saya telah mengetahui bahwa Zone of Proximal Development  (ZPD) adalah teori kognitif yang dikemukakan oleh VygotskyZPD mengacu pada perkembangan peserta didik dengan bantuan atau bimbingan dari orang lain, seperti guru, orang tua, atau teman sebaya. Dalam ZPD, tugas atau materi pembelajaran tidak terlalu mudah atau terlalu sulit, melainkan berada dalam tingkat kesulitan yang tepat untuk memacu pertumbuhan dan pemahaman lebih lanjut. Konsep ZPD juga menekankan bahwa pembelajaran tidak terbatas pada apa yang sudah dikuasai peserta didik, tetapi melibatkan potensi untuk pertumbuhan lebih lanjut melalui bantuan orang lain, berkolaborasi, dan berinteraksi dengan peserta didik lainnya yang memiliki pengetahuan lebih. Dengan demikian, ZPD menjadi dasar untuk merancang pendekatan pengajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik, serta untuk memaksimalkan potensi pembelajaran peserta didik.

 

b.  Apa hal baru yang Anda pahami atau yang berubah dari pemahaman di awal sebelum pembelajaran dimulai?

Jawaban: Awalnya saya mengira Zone of Proximal Development (ZPD) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang harus dilakukan pendidik untuk mendukung proses pembelajaran sehingga tujuan belajar akan lebih mudah untuk dicapai. Ternyata ZPD tidak sekadar pendekatan pembelajaran, melainkan kerangka kerja untuk memahami bagaimana peserta didik belajar dan berkembang secara kognitif, yang menekankan pentingnya zona pertumbuhan dalam proses pembelajaran. Bentuk bantuan yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa pertanyaan-pertanyaan pemantik, arahan, dan stimulus yang dapat merangsang pemikiran peserta didik yang disesuaikan dengan tingkan kemampuannya.

 

c.     Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut?

Jawaban:  Kedepannya saya ingin mempelajari lebih lanjut mengenai Zone of Proximal Development (ZPD) yang dikombinasikan dengan berbagai pendekatan, model, dan metode pembelajaran untuk diimplementasikan pada pembelajaran di kelas. Terutama saat ini saya ingin mempelajari bagaimana ZPD dapat dikombinasi dengan pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL).

 

6.     Koneksi Antar Materi

Apa yang Anda pelajari dari koneksi antar materi baik di dalam mata kuliah yang sama maupun dengan mata kuliah lain? 

Jawaban: Pembelajaran pada Zone of Proximal Development  (ZPD) memiliki hubungan dengan mata kuliah Filosofi Pendidikan pada topik Manusia Indonesia yakni kebudayaan dan pendidikan memiliki relasi yang kuat sehingga dapat menciptakan Idenitas Manusia Indonesia. Kaitan dengan mata kuliah Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajaran yaitu penerapan scaffolding dalam ZPD membangkitkan motivasi dan mengaitkan dengan karakteristik dan minat peserta didik. Dengan memberikan tugas belajar, dapat mendorong peserta didik menuju tingkat kemandirian dalam proses pembelajaran. Kemudian kaitannya dengan mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen I di Sekolah Dasar, yaitu asesmen digunakan untuk melihat scaffolding dalam ZPD untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik contohnya pendidik menggunakan asesmen diagnostik untuk menentukan kemampuan awal peserta didik.


7.     Aksi Nyata

a.     Apa manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan Anda sebagai guru?

Jawaban: Manfaat yang saya dapatkan dari pembelajaran topik ini untuk persiapan saya menjadi seorang pendidik yaitu saya memiliki pengetahuan mengenai Zone of Proximal Development (ZPD) yang bermanfaat untuk menambah kesiapan mengajar saya. Dengan mempelajari ZPD pada topik ini, saya dapat menentukan pembuatan rancangan pembelajaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Selain itu saya juga dapatmenentukan scaffolding yang akan diterapkan secara tepat.

 

b.     Bagaimana Anda menilai kesiapan Anda saat ini, dalam skala 1-10? Apa alasannya?

Jawaban: Kesiapan saya untuk menerapkan pembelajaran pada Zone of Proximal Development (ZPD)  berada dalam skala 7. Hal tersebut karena saya perlu memahami lebih lanjut bagaimana membuat rancangan pembelajaran dengan memperhatikan ZPD dengan tepat serta saya juga perlu memperhatikan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.

 

c.     Apa yang perlu Anda persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal?

Jawaban: Saya akan meningkatkan pemahaman saya tentang penerapan dan merancangan pembelajaran yang yang sesuai dengan proses pembelajaran Zone of Proximal Development (ZPD).

Refleksi Topik 4 Pembelajaran pada Zone of Proximal Development (ZPD)

Posted by : syifaalyadani
Sabtu, 04 November 2023
0 Comments

- Copyright © SYIFA ALYADANI - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -